Senin, 13 Desember 2010

Medan City

UMS Lebih Tinggi 5 Persen Dari UMP

PALEMBANG – Kenaikan Upah Minimum Sektoral (UMS) provinsi Sumsel rencananya akan lebih tinggi 5 persen dari Upah Minimum Provinsi (UMP). UMS ini akan ditetapkan setelah UMP disetujui oleh Gubernur Sumsel.
Dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi (Disnakertrans) Sumsel Rizal Fatoni, di sela-sela Rapat Paripurna di Gedung DPRD Sumsel, bahwa upah minimum provinsi (UMP) Sumsel tahun 2011 akan naik sebesar 13 persen dari tahun yang hanya sebesar Rp927 ribu. Pemberlakuan ini akan efektif mulai 1 Januari 2011.

Ditambahkan Rizal, jika ada perusahaan yang tidak memenuhi aturan tersebut, maka akan dikenakan sanksi pidana. Ketetapan tersebut rencananya akan disetujui gubernur pada 8 Desember 2010 lalu.

“Tetapi hingga saat ini, saya belum melihat surat persetujuan tersebut,” tukasnya.

Menurut Rizal, setelah UMP ini mendapatkan persetujuan dari gubernur, baru akan melangkah lagi dengan menetapkan UMS. Biasanya UMS ini akan lebih besar 5 persen dari UMP.

“Inilah yang akan kami bicarakan lagi. Kalau pun nantinya UMS ada kenaikan, 5 persen lebih besar dari UMP,” kata dia.

Banyak kriteria untuk menetapkan besaran UMS ini, ketentuannya ada beberapa sektor.

PNPM Didominasi Infrastruktur

Palembang – Pembangunan infrastruktur paling mendominasi realisasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Sumatera Selatan.

Alokasi anggaran PNPM Pedesaan untuk Bantuan Langsung Masyarakat pada tahun 2010 sekitar 254 Milyar, hanya 25 persen yang dipergunakan untuk simpan pinjam. Selebihnya untuk kebutuhan dasar masyarakat seperti Infrastruktur, Pendidikan dan kesehatan.

Koordinator Wilayah PNPM Pedesaan Sumsel Putu AB mengatakan Saat ini realisasinya baru mencapai sekitar 53 persen untuk pembangunan pembangkit listrik mikrohidro, sarana air bersih, pembangunan jalan, irigasi dan lainnya.

Berbagai kendala dihadapi masyarakat dalam melaksanakan program PNPM sehingga ada yang belum terealisasi diantaranya belum cairnya dana sharring APBD, cuaca yang tidak menenti dan minimnya pendampingan. (Fatur)

Sikompak Award Dari Pesisir Malaka


Medan – “Sikompak Dari Pesisir ”, Mungkin itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir Desa Pantai Cermin kiri Pantai Cermin, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Desa ini sekitar 35 KM dari kota Medan dan bisa ditempuh selama satu jam dari kota medan. Dibalik keceriaan yang terpancar, masyarakat pesisir yang mempunyai kultur wilayah rawa mangrove ini, harus kerja keras guna memperbaiki kualitas hidupnya.
Bu Sumi, (50) Wanita keturunan jawa itu, saat disapa dari Trijaya FM, Rabu (13/10), bergegas bangkit setelah mengais bongkahan kain dirumahnya yang terbuat dari kayu dan papan. Tampak jelas, besi sepeda yang sudah karatan dan tidak terpakai lagi. Sambil menatap jauh kebelakang rumahnya, dia menceritakan bahwa sepedanya karatan disebabkan banjir terjangan pasang air laut. “Bahkan setiap malam dia selalu terjaga dari tidur, takut-takut air laut bakal menghampiri rumahnya”,katanya.

Ibu Sriyati (45), Kader Perempuan Masyarakat Desa ini juga, merasa prihatin, banjir pasang berdampak pada sumur-sumur bor yang dibuat oleh masyarakat. “Air yang dihasilkan sumur tersebut tidak layak dikosumsi Karena tercampur air asin,” Kata Ibu Sri.

Berpuluh-puluh tahun masyarakat menanti, bahkan desa nelayan dan petani ini, sudah sering mengajukan persoalan ini ke Pemerintah Daerah, namun belum ada realisasinya.

Semua itu hanyalah cerita lalu, saat ini Sikompak telah ceria, bahkan sibolang pesisir timur telah senang bermain air dengan ceria tanpa khawatir lagi kekurangan air. Keceriaan masyarakat ini, tidak lain karena telah menikmati sumur bor Artesis hasil swadaya masyarakat sebesar 750 ribu rupiah dan dibiayai oleh PNPM Pedesaan dengan anggaran berkisar 245 juta rupiah. Hasilnya pun telah diserah terimakan pada April 2010 lalu.

Tim Pelaksana kegiatan PNPM Desa Pantai cermin Timur Muhammad Sum menjelaskan sumur artesis ini mampu menghasilkan debit air 25 liter per 7 detik dengan kedalaman bor mencapai 240 M. “Jumlah ini mampu dinikmati seluruh masyarakat Dusun IV Panti Cermin Kiri”, Ujarnya. Hanya saja penyalurannya saat ini belum langsung terdistribusi kerumah-rumah warga. Masyarakat setempat masih mengambil air dari sumbernya.

40 Tahun Menanti Air Bersih

Fasilitator Kecamatan Bidang Pemberdayaan Seraya Banurea saat ditemui di Kecamatan Pantai Cermin mengungkapkan pembuatan sumur artesis ini merupakan keinginan masyarakat setempat. “Kerinduan terhadap air bersih diutarakan warga dalam rapat dengan para fasilitator, BKM dan konsultan PNPM”, Ujarnya. Bahkan masyarakat setempat telah menanti selama 40 tahun lebih.

Hasil penelusuran Radio Trijaya FM Palembang, Partisipasi dalam pembangunan melalui PNPM didaerah ini sangat tinggi.Tidak hanya soal pembangunan air bersih tetapi juga yang lainnya. Seperti halnya PNPM untuk pemberdayaan perempuan yang dikenal dengan SPP (Simpan pinjam untuk perempuan). Bantuan yang telah tersalurkan pada tahun 2009 untuk UKM perempuan mencapai 2 Milyar khusus untuk kecamatan Pantai Cermin. Dari pinjaman tersebut, pengembalian telah mencapai 100 persen bahkan telah menyisakan saldo jasa sebesar 500 juta.

Atas prestasi inilah, Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai, Sumatera Utara mendapatkan penghargaan Sikompak Award dari Pemerintah Provinsi. “Sikompak Award tersebut diambil dari nama Badan Keswadayaan Masyarakat di Desa Cermin Kiri yang mengajukan program Sumur bor Artesis”, Jelas Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Serdang Bedagai Ifdal.

Selain itu, Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai, menurut Ifdall bakal mewakili Sumatera Utara dalam ajang PNPM Award tingkat nasional.

sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dalam bidang PNPM Mandiri, Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Sujana Royat saat di Medan Rabu (13/10) menegaskan, pihaknya akan memperioritaskan para donor anggaran di wilayah yang berprestasi dalam pembangunan yang didanai dari PNPM.

Namun dari semua itu, yang diharapkan masyarakat pesisir adalah tetap adanya keberlangsungan program PNPM didaerah tersebut. Saat ini kawasan pesisir masih membutuhkan sentuhan pembangunan yang lain seperti tanggul penangkal banjir.

Belajar Dari Pantai Cermin

Wilayah yang menyerupai Pantai Cermin, Sumatera Utara, di Sumatera Selatan relatif banyak terutama di kawasan pesisir Banyuasin dan Ogan Kemering Ilir yang mempunyai topografi hampir sama yang didominasi rawa mangrove.

Wilayah Pesisir Sumsel yang dikenal dengan perairan Sumsel dan merupakan wilayah transmigran ini, masih banyak yang belum dapat menikmati air bersih. Menurut Kepala Desa Margorukun, Jalur 14, Banyuasin, Ramadhan, air bersih untuk minum saat ini masih mengandalkan dari air hujan. ” Untuk mandi dan cuci memakai air sumur yang warnanya coklat, Katanya.

Wilayah di Sumsel saat ini masih banyak yang mendambakan air bersih seperti halnya desa pantai cermin kiri, Serdang Bedagai, Sumatera Utara waktu lalu. Namun karena kesadaran masyarakatnya dan aparatnya maka kebutuhan air bersih dapat dinikmati.

Seharusnya, para fasilitator yang mendampingi masyarakat harus banyak belajar dari daerah lain, sehingga Program PNPM betul-betul bisa menyentuh kebutuhan dasar masyarajat. Air bersih dalam kehidupan sangatlah fatal karena menyangkut kesehatan. (Fatur/Trijaya)