Rabu, 25 April 2012

Muara Sugihan, 22 Desa Butuh Sarana Air Bersih

Sudah Diajukan Ke Pemerintah Kabupaten Belum Ada Realiasasi 

Palembang – Air merupakan sumber kehidupan namun hingga saat ini masih ada masyarakat Sumatera Selatan yang belum menikmati pelayanan air bersih. Seperti kawasan pinggiran atau pesisir Banyuasian Kecamatan Muara Sugihan Sumatera Selatan. “Sudah 30 tahun masyarakat Muara Sugihan dan masyarakat perairan lainnya menunggu sarana Air Bersih yang permanen”, Kata BPD Daya Kusuma Poniman diacara Diskusi Prime Topic, Senin (6/2) “Air Bersih Kawasan Pinggiran”.

Menurut Iman, di Muara Sugihan ada sekitar 90 ribu warga dan 22 Desa namun hingga saat ini belum ada satupun sarana air bersih yang dibangun oleh pemerintah baik Kabupaten dan Provinsi Sumatera Selatan. “Kami sangat mengharapkan air bersih bisa ada diperairan”, ujar Iman.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ramadhan Kepala Desa Margorukun Muara Sugihan Banyuasin. Menurut dia selama ini masyarakat perairan untuk minum dan memasak mengandalkan air hujan (tadah hujan). Jika musim kemarau tidak bisa mengandalkan air hujan tetapi harus membeli air bersih yang didatangkan dari Kota Palembang. “Perliternya harganya seribu rupiah, perhari air bersih yang dibutuhkan 50 liter perkeluarga untuk minum dan memasak, artinya perhari harus mengeluarkan biaya sekitar 50 ribu rupiah untuk air bersih”, Kata Ramadhan.

Dia juga mengatakan sebelumnya atau tahun 2004 sudah ada program pengadaan gentong untuk tadah hujan tetapi kurang efektif karena kondisinya saat ini sudah tidak layak pakai lagi. Masyarakat meminta agar sarana air bersih yang diprogramkan lebih permanen seperti sumur bor ataupun program lainnya yang lebih layak dengan topografi setempat. Sebelumnya juga telah ada penelitihan bahwa untuk sumur bor dikawasan perairan terutama pesisir dibutuhkan kedalaman mencapai 500 M untuk bisa menjangkau air bersih.

Dikatakan Ramadhan, Pemerintah Desa pernah mengajukan keluhan sarana air bersih ke Pemerintah Kabupaten dan juga PNPM Mandiri. Namun sampai saat ini program-program baru menyentuh infrastruktur, itupun berasal dari PNPM Mandiri. “Sebagai daerah lumbung pangan di Banyuasian Muara Sugihan dan daerah perairan lainnya sudah selayaknya sarana Air bersih dipreoritaskan oleh pemerintah”, Katanya.

PAM Simas Belum Sentuh Banyuasin

Sementara, terkait sarana air bersih ini ada salah satu program pemerintah pusat untuk pengadaan sarana air bersih dan sanitasi kesehatan yakni PAM Simas. Team Leader PAM Simas Sumatera Selatan Titus diacara yang sama mengatakan, untuk Sumatera Selatan program sarana air bersih PAM Simas sudah ada sejak tahun 2008 dan cermin pertama akan berakhir Februari 2013. “Cermin pertama program PAM Simas belum masuk di Kabupaten Banyuasin, saat ini yang sudah diprogramkan diantaranya Ogan Ilir, OKI, OKU Timur, OKU Selatan, Muara Enim, Musi Rawas dan Musi Banyuasin”, Ujar Titus.

Titus juga mengatakan Kabupaten yang telah masuk program PAM Simas merupakan Kabupaten yang telah berkomitmen untuk mau Sharring dana. Berdasarkan Alokasi dana PAM Simas berasal dari tiga komponen yakni APBN (Hibah Bank Dunia) sebesar 70 persen, APBD sebesar 10 persen dan Swadaya Masyarakat 20 persen berupa tenaga kerja dan juga sarana lainnya. Program PAM Simas ini setiap desa dialokasikan dana sekitar 275 Juta rupiah.

Pada cermin pertama di Sumatera Selatan ada sekitar 400 desa sejak tahun 2008 hingga Februari 2013. Secara rinci disebutkan pada tahun 2008 sebanyak 31 desa, 2009 sebanyak 127 desa, 2010 107 desa berupa 100 desa reguler dan 7 replikasi, 2011 95 desa reguler 18 desa replikasi dan 7 HID sementara tahun 2012 93 desa dan 20 desa replikasi. (Fatur)